Cari Blog Ini

29 April 2012

Micro Teaching


SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PROGRAM S1 PGSD-DUALMODES
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Mata Kuliah     : Pembelajaran Mikro (Micro Teaching)
Kode/SKS      : GD 400 / 3 SKS
Hari/Tanggal    : Minggu, 29 April 2012
Dosen              : Drs. Toto Fathoni, M.Pd

Petunjuk:
Pertanyaan ini akan mengungkap pengalaman nyata menyangkut dengan permasalahan yang dirasakan oleh Anda dalam melaksanakan pembelajaran di kelas terutama yang ada hubungannya dengan penerapan keterampilan dasar mengajar.



  • Pengumpulan UTS melalui email, dikirim ke imanatep@gmail.com
  • Batas pengumpulan tugas sampai hari Selasa tanggal 01 Mei 2012 jam 23.59 WIB
  • Absen kehadiran UTS dilihat dari pengiriman tugas, apabila tidak mengirimkan tugas dianggap tidak hadir dalam UTS.
  • Jawaban yang diketahui copy paste akan dianulir dan dianggap tidak mengikuti ujian.
  • Cantumkan referensi (apabila ada) yang digunakan untuk menjawab pertanyaan.
  • Keterangan lebih lanjut bisa menghubungi 08996870867 / 085223094593

Selamat bekerja, semoga sukses.

27 April 2012

Perencanaan Sistem Pembelajaran

Berikut merupakan pokok bahasan yang terdapat dalam perencanaan sistem pembelajaran, diantaranya:

  1. Masalah pokok dalam perencanaan pembelajaran
  2. Langkah menyusun perencanaan pembelajaran
  3. Jenis perencanaan pembelajaran
  4. Model perencanaan pembelajaran

10 April 2012

Implementasi Kurikulum

UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH IMPLEMENTASI KURIKULUM
PROGRAM STUDI PENGEMBNGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

1.    Implementasi kurikulum merupakan sebuah proses yang berkesinambungan dalam suatu sistem. Efektivitas sasarannya sangat tergantung pada kesinergian diantara komponen sistem yang terlibat didalamnya. Ilustrasikan pernyataan tersebut dalam penjabaran yang lebih komprehensif dan terpadu!
Jawab:
Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan, artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Implementasi kurikulum dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang telah direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan dengan segenap hati dan keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang maka terjadilah kesia-sian antara rancangan dengan implementasi. Rancangan kurikulum dan implemntasi kurikulum adalah sebuah sistem dan membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam arti impementasi mencerminkan rancangan, maka sangat penting sekali pemahaman guru serta aktor lapangan lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar sebagai inti kurikulum untuk memahami perancangan kurikulum dengan baik dan benar.
Implementasi kurikulum dapat dimaknai sebagai aktualisasi rencana atau konsep kurikulum, proses pembelajaran, realisasi ide, nilai dan konsep kurikulum, serta implementasi kurikulum sebagai proses perubahan perilaku peserta didik. Implementasi kurikulum pada hakikatnya dapat dipahami bahwa implementasi kurikulum akan terlihat secara jelas dan nyata dalam proses belajar mengajar itu sendiri sehingga secara langsung dapat juga dikatakan proses belajar mengajar yang sedanga dijalankan itulah sebagai implementasi kurikulum.
Ada beberapa hal yang menjadi komponen dalam merencanakan implementasi kurikulum, diantaranya adalah:
·         Rumusan Tujuan, komponen ini membuat rumusan tujuan yang hendak dicapai atau yang diharapkan tercapai setelah pelaksanaan kurikulum, yang mengandung hasil-hasil yang hendak dicapai berkenaan dengan aspek-aspek deduktif, administratif, sosial, dan aspek lainnya.
·          Identifikasi Sumber-sumber, komponen ini memuat secara rinci sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum. Perlu dilakukan survai untuk mengetahui sumber-sumber yang digunakan meliputi sumber keterbacaan, sumber audio visual, manusia, masyarakat dan sumber di sekolah yang bersangkutan.
·         Peran Pihak-pihak Terkait, komponen ini memuat tentang unsur-unsur ketenagaan yang bertindak sebagai pelaksanaan kurikulum, seperti tenaga kerja, supervisor, administrator serta siswa sendiri.
·         Pengembangan Kemampuan Profesional, komponen ini memuat perangkat kemampuan yang dipersyaratkan bagi masing-masing unsur ketenagaan yang terkait dengan implementasi kurikulum.
·         Penjadwalan Kegiatan Pelaksanaan, komponen ini memuat uraian lengkap dan rinci tentang jadwal pelaksanaan kurikulum. Penjadwalan ini diperlukan sebagai acuan bagi para pelaksanaan untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan partisipasinya dan bagi pengelola dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelaksanaan pengontrolan dan evaluasi.
·         Unsur Penunjang, komponen ini memuat uraian lengkap tentang semua unsur penunjang yang berfungsi menunjang pelaksanaan kurikulum. Unsur penunjang meliputi metode kerja, manusia, perlengkapan, biaya dan waktu yang tersedia. Semua itu harus direncanakan secara seksama.
·         Komunikasi, komponen ini direncanakan sistem dan prosedur komunikasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kurikulum. Jika komunikasi berlangsung efektif, maka penyelenggaraan pembelajaran akan berlangsung dengan lancar dan berhasil.
·         Monitoring, komponen ini memuat secara rinci dan komperhensif tentang rencana kegiatan monitoring sejak awal dimulainya pelaksanaan kurikulum, pada waktu proses pelaksanaan dan tahap akhir pelaksanaan kurikulum, rencanakan secara cermat monitoring tersebut, pelaksanaan dan materi yang diperlukan.
·         Pencatatan dan Pelaporan, komponen ini memuat segala seuatu yang berkenan dengan pencatatan data dan informasi dan memuat laporan yang berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum. Pencatatan berfungsi ganda yaitu membantu posisi monitoring dan membantu prosedur evaluasi pelaksanaan kurikulum.
·         Evaluasi Proses, komponen ini memuat rencana evaluasi proses pelaksanaan kurikulum. Dalam rencana ini digambarkan hal-hal seperti tujuan, fungsi, metode evaluasi dan bentuk evaluasi.
·         Perbaikan dan Redesain Kurikulum, dalam rencana ini perlu diestimasikan kemungkinan dilakukan upaya perbaikan atau redesain kurikulum yang hendak dilaksanakan. Perbaikan ini dilakukan atas dasar umpan balik yang bersumber dari hasil evaluasi proses.


2.    Konsep dasar KTSP memberi keleluasaan (otonomi) pada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Jika Anda ditugasi sebagai pengembang kurikulum pada salah satu sekolah (pilih salah satu jenis dan jenjang sekolahnya), ide dasar apa yang akan Anda kembangkan sehingga tersajikan kurikulum yang mudah diimplementasikan dan tepat sasaran?
Jawab:
Salah satu ide atau pendekatan yang dapat dikembangkan untuk mengimplementasikan kurikulum sehingga proses implementasi tersebut dapat menentukan kualitas proses pendidikan adalah dengan pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Suatu sistem merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perenanaan adalah pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu, proses berpikir dengan pendekatan sistem memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses. Artinya, apabila seluruh komponen yang membentuk suatu sistem bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal; sebaliknya manakala komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti akan menghambat pencapaian tujuan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah faktor guru, siswa, sarana, media yang tersedia, dan lingkungan.
·      Guru, keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seorang guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning).
·      Siswa, siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadian, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak terlalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa (pupil formative experiences), serta faktor sifat yang dimiliki siswa (pupil properties).
·      Sarana dan Prasarana, sarana merupakan segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebaganya.
·      Lingkungan, dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3.    Efektivitas implementasi kurikulum pada akhirnya sangat tergantung pada efektivitas guru dalam mengelola karaktersitik siswa, materi ajar, kegiatan pembelajaran, perangkat, sumber dan lingkungan belajar dengan sasaran pembelajaran. Untuk keperluan tersebut maka dpelukan sosok guru yang kompeten dan professional. Sajikan penjabaran unsur-unsur kompetensi yang selayaknya dimiliki guru sehingga seluruh komponen tersebut dapat berfungsi dengan benar dan prduktif!
Jawab:
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat memengaruhi kualitas pendidikan, namun demikian, tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas dengan memperbaiki setiap komponen secara serempak. Hal ini selain komponen-komponen itu keberadaannya terpencar, juga kita sulit menentukan kadar keterpengaruhan setiap komponen. Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kueikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.
Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pribadi, kompetensi professional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
·      Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan. Sebagai seorang model guru harus memiliki komptensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competency), diantaranya:
1)   Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.
2)   Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama.
3)   Kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
4)   Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya sopan santun dan tata krama.
5)   Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
·      Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan yang sangat penting, oleh sebab itu tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini. Beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya:
1)   Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler, dan tujuan instruksional.
2)   Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar, dan lain sebagainya.
3)   Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya.
4)   Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran.
5)   Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
6)   Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7)   Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
8)   Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan.
9)   Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kerja.
·      Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:
1)   Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.
2)   Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.
3)   Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok.
·      Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan guru dalam pengelolan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
1)   Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2)   Pemahaman terhadap peserta didik
3)   Pengembangan kurikulum/silabus
4)   Perancangan pembelajaran
5)   Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6)   Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7)   Evaluasi hasil belajar
8)   Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

4.    Berdasarkan penelaahan antara wilayah ideal dan faktual, kemukakan pendapat Anda tentang implementasi kurikulum di Indonesia!
Jawab:
Kurikulum merupakan elemen strategis dalam sebuah layanan program pendidikan. Ia adalah ’cetak biru’ (blue print) atau acuan bagi segenap pihak yang terkait dengan penyelenggaraan program. Dalam konteks ini dapatlah dikatakan bahwa kurikulum yang baik semestinya akan menghasilkan proses dan produk pendidikan yang baik. Sebaliknya, kurikulum yang buruk akan membuahkan proses dan hasil pendidikan yang juga jelek.
Persoalannya,  hubungan antara kurikulum (sebagai rencana atau dokumen) dengan proses dan hasil pendidikan (kurikulum sebagai aksi dan produk) tidaklah bersifat linear. Terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertama, sebagai suatu sistem, mutu sebuah kurikulum akan ditentukan oleh proses  perancangan, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Kedua, secara programatik, kualitas sebuah kurikulum ditentukan oleh kesanggupannya dalam mempertanggungjawabkan berbagai keputusan yang diambil, baik secara keilmuan, moral, sosial, dan praktikal. Ketiga, secara pragmatik, nilai sebuah kurikulum ditentukan oleh kemampuannya dalam memberikan layanan pendidikan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, baik oleh peserta didik sendiri maupun oleh masyarakat dan sistem sosial.
Dari perspektif manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) —- yang telah lama diterapkan dalam mengelola lembaga pendidikan—– pendidikan adalah jasa layanan. Sebagai sebuah jasa layanan, keberhasilan suatu program pendidikan ditentukan oleh kesanggupannya dalam memenuhi kepuasan pengguna (customer satisfaction). Itu berarti, kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berorientasi akhir pada kebutuhan dan kepuasan pengguna.


Referensi:
Nafi, Yusuf. 2008. Proposal Tesis: Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri Kota Banda Aceh. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/Fadlisyah/d/16840603-Penerapan-Kurikulum-Tingkat-Satuan-Pendidikan [6 April 2012]
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Yunus, Mohamad. 2010. Makalah: Karakteristik, Model, dan Implementasi Kurikulum Pendidikan Menengah Umum. [Online]. Tersedia: http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/karakteristik-model-dan-implementasi-kurikulum-pendidikan-menengah-umum/ [6 April 2012]

08 April 2012

Cara Memandang Perempuan



Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuat kita tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kita menemukan orang seperti itu.


Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10439860 dengan beberapa perubahan

07 April 2012

at JIS

Intinya sih kita harus banyak belajar lagi. tapi saya pribadi salut dengan teman2 saya *standing applause* (Y)

Pengikut

Info

Iklan Rumah Gratis