Cari Blog Ini

23 Desember 2009

Media Pembelajaran

Untuk mendownload KONSEP DASAR MEDIA silakan klik disini

Fotografi

ELEMEN OF ART

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.

Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.

Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.

Dalam melakukan kegiatan fotografi kita kadang bertanya-tanya kenapa foto itu bagus, kenapa foto ini kelihatan berbeda, kenapa foto lebih bagus dari fotoku, apa yang menyebabkan seperti itu, adakah rahasianya, ataukah mungkin itu hanya kebetulan semata, atau memang kerena dia lagi beruntung sehingga mendapatkan foto itu.

Dari beberapa pertanyaan yang mengemuka diatas tak semuanya salah, tapi tidak juga semuanya benar. Jika dibilang bahwa untuk mengahasilkan foto yang bagus itu karena faktor kebetulan, itu juga kadang terjadi dalam fotografi, dimana seseorang secara tidak sengaja mendapatkan moment yang tepat pada saat mengambil foto tertentu. atau juga factor keberuntungan yang berpengaruh pada hasil fotonya, ini juga tidak bisa dipungkiri, karena kita sebagai manusia hanya semata-mata menjalani prosesnya saja, untuk hal-hal yang pasti dan sempurna Allah telah mengaturnya untuk kita, maksudnya disini adalah jika kita memang telah ditakdirkan pada saat itu menghasilkan foto yang bagus, ya baguslah hasil foto kita itulah kenapa dinamakan faktor keberuntungan alias kasarnya tidak sengaja.

Dari faktor- faktor diatas bisa kita pahami beberapa faktor yang kita sebut sebagai faktor x atau bisa kita sebut juga “faktor lain”, yaitu faktor selain dari diri kita sebagai pelaku fotografi. Memang hal ini tidak salah, tapi tentu kita sebagai manusia yang mempunyai kemampuan akal dan pikiran tidak bisa hanya mengandalkan faktor kebetulan atau ketidaksengajaan saja, dan juga tanggung jawab kita sebagai manusia insan ilmiah yang setiap hal-ikhwal kejadian harus disertai alasan yang logis. Oleh karena itu, kita harus bisa melakukannya dengan sengaja, terkonsep dan direncanakan agar bisa menghasilkan karya foto yang maksimal dan bagus.

Adalah Element Of Art yang akan kita bicarakan dan menjadi penyebab dari timbulnya pertanyaan-pertanyaan diatas. Sebenarnya rahasia dari jawaban pertanyaan-pertanyaan mengenai menghasilkan karya foto yang bagus itu tidak lain adalah Element Of Art ini. Dari Public School Of North Glossary, element of art berarti : Those components that make up a composition: line, value, space, texture, shape/form, and color. Dan dalam Wikipedia : Element Of Art are a set of techniques which describe ways of presenting artwork. They are combined with the principles of art in the production of art.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa element of art berarti elemen-elemen yang terdapat dalam karya foto yang difungsikan untuk membuat KOMPOSISI dalam karya foto agar foto itu lebih indah dan menarik dipandang sehingga menghasilkan suatu visual impact (pengaruh visual) tertentu. Element Of Art juga berarti sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang diinginkan fotografer untuk berekspresi dalam suatu karya foto, sehingga fotograferlah yang benar-benar menentukan. Element Of Art apa saja yang kemudian ada dalam karya fotonya, masing-masing fotografer akan mempunyai ekspresi yang berbeda-beda dalam menentukan Element Of Art apa yang akan ada pada karya fotonya.

Apa saja sih Element Of Art? Apa saja sih elemen-elemen seni yang akan bisa membuat karya foto kita menjadi bagus itu?

Element Of Art atau elemen seni, merupakan komponen dasar yang digunakan oleh seniman untuk membuat sebuah karya. Elemen seni tersebut diantaranya adalah line, shape, form, tekstur, pattern, color dan sebagainya. (http://artlex.com “Art Dictionary”).

Penggunaan elemen seni dalam karya memperindah dan memberikan karakter sebuah karya serta dapat menjadi identitas bagi pembuatnya.

Element Of Art itu berfungsi untuk membentuk KOMPOSISI, Elemen Of Art terdiri dari: GARIS, BENTUK, RUPA, TEKSTUR, POLA, RUANG, VALUE, WARNA, FRAMING, PERSPEKTIF, DEPTH OF FIELD.

KOMPOSISI

Berarti tata letak dari berbagai elemen-elemen seni sehingga menjadikan suatu karya foto lebih indah dipandang dan menarik untuk dinikmati. Ada istilah Rule Of Third dalam komposisi, yang berarti aturan sepertiga bidang dimana satu frame penuh itu dibagi oleh garis khayal menjadi tiga bidang terpisah secara horizontal maupun vertikal.

GARIS

Garis, sebuah tanda yang memiliki panjang dan arah dan merupakan salah satu elemen seni. Garis merupakan sebuah tanda yang berkelanjutan yang bergerak dari sebuah titik pada sebuah permukaan. Garis dapat dibuat.

Garis merupakan suatu kumpulan titik yang menjadi satu, membentuk deretan yang mempertemukan antara suatu ujung dengan ujung lainnya. Berfungsi untuk membawa perhatian pengamatan pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar, atau melengkung, yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

BENTUK

Shape, salah satu elemen seni yang dipergunakan untuk menegaskan kesan ruang didukung oleh elemen lainnya. Dalam subuah gambar, bentuk atau shape dapat memberikan kesan ruang atau tiga dimensi walaupun kita melihatnya pada media dua dimensi. (http://artlex.com “Art Dictionary”).

Menggambarkan benda yang berbentuk 2 dimensi. Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.

Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.

RUPA

Menggambarkan benda yang berbentuk 3 dimensi.

TEKSTUR

Tekstur, merupakan salah satu elemen seni yang lebih mengarah pada kualitas permukaan objek, apakah kasar, lembut, licin, dan lain sebagainya. (http://artlex.com “Art Dictionary”).

Menampilkan permukaan dari suatu benda, contoh : kasar dan halus. Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.

Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.

Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.

POLA

Pattern, merupakan perulangan shape, garis, dan warna yang dapat memberikan kesan ritmik dan harmoni.

Suatu bentuk yang relatif mirip posisi yang berulang-ulang dan teratur. Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.

Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.

RUANG

Elemen yang menampilkan jarak atau kesan area antara, sekeliling, atas, bawah, dan dalam ruang suatu benda. Ruang ini bisa 2 dimensi atau 3 dimensi.

VALUE

Elemen yang menggambarkan terang dan gelap daripada suatu warna pada gambar.

WARNA

Color, merupakan salah satu unsur secara fisik yang selalu ada dalam pembuatan atau penampilan sebuah karya, dan unsur, ini tampak jelas oleh pengelihatan.

Elemen yang memberikan efek psikologis dan terdiri dari 3 komponen, yaitu hue, untuk istilah warna utama (Merah, Kuning, dan Biru), intensity, untuk kekuatan warnanya itu sendiri, dan value, untuk terang dan gelap daripada warna.

FRAMING

Elemen yang berfungsi seperti frame (bingkai) yang terintegrasi sebagai bagian daripada karya foto.

PERSPEKTIF

Elemen yang berupa angle (sudut pandang) sehingga beberapa (dua atau lebih) garis akan memanjang dan kemudian membentuk suatu pertemuan pada ujung.

DEPTH OF FIELD

Elemen yang menyatakan suatu ruang ketajaman, digambarkan dalam bentuk tajam dan kabur dari pada berbagai objek yang terdapat pada gambar. DEPTH OF FIELD merupakan ruang tajam pada sebuah foto yang dipengaruhi oleh besarnya bukan diafragma, jarak pemotretan dan panjang fokus lensa. Terdapat dua istilah pada Depth Of Field (DOF), yaitu : DOF sempit dan DOF luas.

Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.

  • Semakin besar angka diafragma maka semakin lebar ruang tajam atau DOF yang kita peroleh, semakin kecil angka diafragma maka semakin sempit DOF yang kita peroleh.
  • Semakin panjang focus lensa yang kita pakai maka semakin sempit DOF yang kita peroleh, semakin pendek focus yang kita pakai maka semakin lebar DOF yang kita peroleh.
  • Semakin dekat jarak antara kamera dengan objek maka semakin sempit DOF yang kita peroleh, semakin jauh jarak kamera dengan objek maka semakin lebar DOF yang kita peroleh.
  • Semakin dekat background dengan objek foto semakin kecil kemungkinan background tersebut menjadi blur atau tidak tajam, semakin jauh background dengan objek semakin besar kemungkinan background tersebut menjadi blur atau tidak tajam.

FORM

Form, untuk mengidentifikasi objek, untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realistis.

Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.

Cacatan : Element Of Art hanya sebagai komponen-komponen tambahan pada suatu karya foto untuk menambah estetika dan kemenarikannya, bukan sebagai unsur utama sehingga unsur pesan daripada foto menjadi tidak jelas dan kabur. Dalam sebuah karya foto, tetap pesan yang akan disampaikan oleh fotograferlah yang harus diutamakan, dan Element Of Art hanya berfungsi melengkapi dan memperindah foto saja.

Memanfaatkan unsur-unsur seni dalam fotografi tentunya harus diikuti oleh pengetahuan tentang komposisi begitu juga sebaliknya. Sedangkan kemampuan teknis mutlak diperlukan.

Komposisi, penempatan atau penyusunan satu atau beberapa elemen seni dalam subuah karya sehingga memberikan kesan serasi antara satu dengan yang lainnya. (http://artlex.com “Art Dictionary”).

Teknik penataan atau penyusunan unsur-unsur fisikoplastis (garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur) sehingga menjadi suatu bentuk yang menarik serta serasi terhadap perwujudan suatu karya. (Pendidikan Seni Rupa kelas 1. Drs. Adji Saputra)

Dalam menciptakan komposisi dapat memanfaatkan pengetahuan tentang elemen dasar komunikasi visual seperti kekuatan garis, bentuk, gelap terang, kontras warna dan tekstur. Di samping itu, prinsip mengorganisir elemen dasar komposisi seperti : ritme (pengulangan), ragam, ukuran, penekanan, keseimbangan atau tidak keseimbangan kesatuaan atau fragmentasi dan lain-lain juga akan sangat membantu anda dalam menciptakan komposisi yang kuat dan sesuai dengan kata hati anda. (Deniek G. Sukarya)

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen seni dalam gambar. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact, yaitu sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang kita ingin ekspresikan. Dengan demikian kita perlu menata sedemikian rupa agar tujuan kita tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam sesuatu yang mengejutkan, beda maupun eksentrik.

Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin kita akan membutuhkan komposisi yang seluruhnya simetris.

Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat anda gunakan:

Rule Of Thirds, format (horizontal atau vertikal), keep itu simple, picture scale, horizons, leading, be diffent, framing, shooting position, number of subject.

Horizon atau Vertikal

Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik.

Keep it simple

Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin ‘ramai’ sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.

Picture scale

Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.

Horizons

Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.

Leading lines

Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk :

Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.

Be different

Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.

Colour

Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.

Framing

Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.

Shooting position

Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.

Number of subject

Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang ‘berbeda’ diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.

Pengikut

Info

Iklan Rumah Gratis